Stop !!! Bullying
Dalam
postingan ini kita akan membahas tentang namanya bullying yang kerap sering
terjadi disekitar kita. Sebelum itu kita
harus mengetahui apa itu bullying atau penindasan ini dimana penggunaan
terhadap kekerasan berupa ancaman atau paksaan untuk menyalagunakan atau
mengintimidasi orang lain, namun banyak dari kita yang belum menyadari bahwa
bullying merajalela disekitar kita dan bahkan bullying ini mencangkup sejumlah
pelakuan kasar-kejam yang ditujukan pada seorang atau kelompok tertentu secara
berulang-ulang untuk menyakiti perasaan atau fisiknya. Bullying yang dilakukan
oleh sebuah kelompok, biasa disebut mobbing. Bullying bisa terjadi dimana saja,
di sekolah, tempat kerja, di dunia maya (internet), dalam pergaulan antara
tetangga, bahkan dalam keluarga.
Sejumlah
perilaku yang termasuk bullying tergolong dalam 3 bentuk kekerasan, yaitu
kekerasan fisik, verbal (ucapan) dan kekerasan emosional. Bentuk-bentuk
bullying antara lain seperti berikut :
1. Bullying fisik, contohnya memukul, menjegal, mendorong,
meninju, menghancurkan barang orang lain, mengancam secara fisik, memelototi,
dan mencuri barang.
2. Bullying psikologis, contohnya menyebarkan gosip,
mengancam, gurauan yang mengolok-olok, secara sengaja mengisolasi seseorang,
mendorong orang lain untuk mengasingkan seseorang secara soial, dan
menghancurkan reputasi seseorang.
3. Bullying verbal, contohnya menghina, menyindir,
meneriaki dengan kasar, memanggil dengan julukan, keluarga, kecacatan, dan
ketidakmampuan (exampel : "Eh ada sih pincang lewat").
Dampak
bullying secara umum :
·
Pelaku
- Bullying yang terjadi pada tingkat SD dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan pada jenjang pendidikan berikutnya.
- Pelaku cenderung berperilaku agresif dan terlibat dalam gank serta aktivitas kenakalan lainnya.
- Pelaku retan terlibat dalam kasus kriminal menginjak usia remaja.
·
Korban
- Memiliki masalah emosi, akademik, dan perilaku jangka panjang.
- Cenderung memiliki harga diri yang rendah, lebih merasa tertekan, suka menyendiri, cemas, dan tidak aman.
- Bullying menimbulkan berbagai masalah yang berhubungan dengan sekolah seperti tidak suka terhadap sekolah, membolos, dan drop out.
·
Saksi
1. Mengalami perasaan yang tidak
menyenangkan dan mengalami tekanan psikologis yang berat.
- Merasa terancam dan ketakutan akan menjadi korban selanjutnya.
- Dapat mengalami prestasi yang rendah di kelas karena perhatian masih terfokus pada bagaimana cara menghindari menjadi target bullying dari pada tugas akademik.
Penanganan
dan pencegahan yang bisa dilakukan terhadap bullying, diantaranya :
a.
Penanganan
-
Paling
ideal adalah apabila ada kebijakan dan tindakan terinegrasi yang melibatkan
seluruh komponen mulai dari guru, murid, kepala sekolah, sampai orang tua, yang
bertujuan untuk menghentikan perilaku bullying dan menjamin rasa aman bagi korban.
-
Program
anti-bullying di sekolah dilakukan antara lain dengan cara menggiatkan
pengawasan dan pemberian sanksi secara tepat kepada pelaku, atau melakukan
kampanye melalui berbagai cara. Memasukan materi bullying ke dalam pembelajaran
akan berdampak positif bagi pengembangan pribadi para murid.
b.
Pencegahan
-
Untuk
mencegah dan menghambat munculnya tindakan kekerasan dikalangan remaja,
diperlukan peran dari semua pihak yang terkait dengan lingkungan kehidupan
remaja.
-
Sedini
mungkin, anak-anak memperoleh lingkungan yang tepat. Keluarga-keluarga
semestinya dapat menjadi tempat yang nyaman untuk anak dapat mengungkapkan
pengalaman-pengalaman dan perasaan-perasaannya. Orang tua hendaknya
mengevaluasi pola interaksi yang dimiliki selama ini dan menjadikan model yang
tepat dalam berinteraksi dengan orang lain.
-
Berikan
penguatan atau pengujian pada perilaku pro social yang ditunjukkan oleh anak.
Selanjutnya dorong anak untuk mengembangkan bakat atau minatnya dalam
kegiatan-kegiatan dan orang tua tetap harus berkomunikasi dengan guru jika anak
menunjukkan adanya masalah yang bersumber dari sekolah.
-
Selama
ini, kebanyakan guru tidak terlalu memperhatikan apa yang terjadi diantara
murid-muridnya. Sangat penting bahwa
para guru memiliki pengetahuan dan ketrampilan mengenai pencegahan dan cara
mengatasi bullying.
-
Kulikulum
sekolah dasar semestinya mengandung unsure pengembangan sikap prososial dan
guru-guru memberikan penguatan pada penerapannya dalam kehidupan sehari-hari di
sekolah. Sekolah sebaiknya mendukung kelompok-kelompok kegiatan agar diikuti
oleh seluruh siswa. Selanjutnya sekolah menyediakan akses pengaduan atau forum
dialog antara siswa dan sekolah, atau orang tua dan sekolah, dan membangun
aturan sekolah dan sanksi yang jelas terhadap tindakan bullying.
-
Jangan
anggap remeh, masih banyak orang tua yang menganggap kakak kelas mengintimidasi
adik kelas sebagai tradisi, demikian perlakuan kasar yang ditrima anak dari
temannya sering diabaikan karena akan berlalu seiring waktu. Saatnya untuk
mengubah pandangan tersebut. Jalin komunikasi yang dalam dengan anak, berilah
perhatian lebih biala anak tiba-tiba murung dan malas ke sekolah.
-
Ajari
anak untuk melindungi dirinya, ajari anak untuk bersikap self defense dalam arti menghindari diri dari korban dan pelaku
kekerasan. Katakana kepadannya, “kalau kamu dipukul temanmu, kamu harus
memberitahukan kepada Ibu Guru.” Bukan mengajarkan perilaku membalas atau
menggunakan kekuatan dalam mempertahankan diri. Selain itu, ajarkan pula untuk
bersikap asertif atau mengatakan “tidak” terhadap hal-hal yang memang
seharusnya tidak dilakukan. Selain itu, jangan biasakan anak membawa barang
mahal atau uang berlebih ke sekolah karena berpotensi menjadi incaran pelaku
bullying. Pupuk kepercayaan diri anak, misalnya dengan aktif mengikuti kegiatan
eskul.
-
Bina
relasi dengan guru dan orang tua murid, bina relasi dan komunikasi yang baik
dengan guru disekolah atau orang tua murid lainnya. Anda bisa mendapatkan
informasi adanya kasus bullying atau melaporkan kepada guru bila si kecil
bercerita mengenai temannya yang dipukul, misalnya.
Sumber
:
-
http://astrinityas.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar