MAKNA DIBALIK RASA SYUKUR
Segala sesuatu yang Tuhan berikan tidaklah bisa di nilai dengan apapun
kecuali dengan BERSYUKUR. Kita sebagai manusia haruslah selalu bersyukur setiap
apa yang kita dapatkan baik itu suka maupun duka, apapun itu kita harus selalu
bersyukur segala sesuatu apa yang Tuhan kasih sam kita.
Sebelum itu kita harus tahu Apakah rasa syukur itu? Tuhan YME adalah yang menciptakan
kita dan telah memberi kita semuanya, berbagai macam hal dalam kehidupan
termasuk hidup itu sendiri. Setiap hari kita bangun di pagi hari untuk
menjalani hidup ini satu hari ke depan disebabkan oleh rahmat karunia Nya.
Kehidupan di atas Bumi ini sangat berharga karena merupakan satu-satunya
wilayah, di mana praktik spiritual dapat dilakukan untuk mencapai tujuan utama
dari kehidupan. Ketika orang lain melakukan sesuatu untuk kita, kita merasa
bersyukur. Namun, kebanyakan dari kita tidak terbiasa untuk menghaturkan rasa
syukur kepada Tuhan YME untuk segala hal yang telah Ia berikan kepada kita.
Mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan YME untuk semua hal yang telah Ia
lakukan untuk kita disebut sebagai rasa syukur dalam praktik spiritual.
Kemampuan untuk hidup dalam perasaan syukur ini merupakan bagian penting dan
tak terpisahkan dari perjalanan spiritual ‘seorang pencari’ Tuhan YME.
Kenyatannya adalah sementara
kebanyakan orang menerima Tuhan YME sebagai pencipta diri mereka tetapi mereka
sendiri tidak merasa adanya keperluan untuk menghaturkan rasa syukur kepada
Tuhan. Hal ini terutama disebabkan karena mereka berpikir bahwa semua hal yang
terjadi pada hidup mereka – baik ataupun buruk, terjadi atas kemauan mereka
sendiri. Hanya setelah terjadinya suatu peristiwa yang luar biasa dan setelah
berdoa dengan intensif, seperti misalnya penyembuhan mukjizat atas seorang anak
sakit keras yang menderita dari penyakit yang tidak dapat disembuhkan, barulah
seseorang akan berpikir untuk menghaturkan rasa syukur kepada Tuhan. Namun,
bahkan di sini ingatan atas bantuan Tuhan YME tersebut yang sedemikian rupa
dramatisnya hanya berumur pendek saja dan seiring dengan berjalannya waktu,
orang tersebut akan kembali ke jalannya semula hingga masalah besar berikut
menerpanya dan ia pun mulai berdoa lagi untuk mendapatkan campur tangan Sang
Ilahi.
Pada tahap lebih rendah dalam evolusi
spiritual kita, khususnya di masa sekarang ini, rata-rata 65% dari peristiwa
hidup terjadi sesuai dengan takdir dan 35% terjadi sesuai kehendak bebas kita.
Bila kita berevolusi secara spiritual, kita mulai merasakan kehadiran Tuhan YME
di dalam kehidupan kita. Pada saat kita mengalami kehadiran Nya dalam kehidupan
kita, maka kitapun merasakan rahmat karunia Nya dan bahwa semua yang terjadi
dalam kehidupan kita terjadi sesuai dengan kehendak Nya. Hal ini dapat dialami
setelah mencapai tingkat pencapaian spiritual 60%, di mana seseorang mulai
untuk benar-benar menghargai dan mengalami fakta tersebut. Seiring dengan
pengalaman tersebut muncullah rasa syukur dalam arti spiritual sebenarnya dari
kata tersebut.
Seorang pencari Tuhan YME (seeker)
dan murid sejati dari ilmu pengetahuan spiritual, akan mengembangkan sikap
belajar dalam segala situasi, yaitu baik maupun buruk. Dari berbagai situasi
dan permasalahan dalam hidup, ia mulai belajar tentang bagaimana ia dapat
mengerti sifat-sifat/ kepribadian buruk dan kualitasnya. Dengan cara ini ia
belajar di mana ia harus bekerja untuk melepaskan dirinya dari gangguan-ganguan
kepribadian dan memiliki suatu pemahaman dan kesadaran lebih besar akan
kualitas-kualitas diri nya. Dari segala situasi dalam hidup, ia mulai mendapatkan
suatu petunjuk untuk memperbaiki dirinya, dengan ini tidak hanya meningkatkan
kualitas-kualitas yang dimilikinya sekarang, tetapi juga akan menggantikan
gangguan-gangguan kepribadian buruk dengan kualitas yang baru. Ia merasakan
bahwa Tuhan membantunya melalui semua situasi, baik dan buruk, untuk
meningkatkan proses 'pencariannya'. Oleh karena itu, ia merasa bersyukur kepada
Tuhan YME dalam segala situasi baik maupun buruk karena ia merasakan tangan
halus dari Tuhan dalam hidupnya dalam memberikan terhadap dirinya,
situasi-situasi tersebut dan juga memberinya kemampuan untuk memahami pelajaran
spiritual dan pembelajarannya.
Dalam kebanyakan kasus, rasa syukur
tersebut ditujukan kepada Sang pembimbing spiritual dari seseorang atau sang
Guru. Mohon lihat artikel tentang siapakah seorang Guru itu dan bagaimana Ia
membimbing seorang pencari Tuhan YME.
Untuk tumbuh secara spiritual,
seorang pencari Tuhan YME perlu mengembangkan diri melampaui emosi-emosi
duniawi (baik positif maupun negatif) yang mana membuat seorang yang bukan
‘pencari’ tenggelam di dalamnya, dan sebaliknya mengembangkan emosi
spiritualnya (bhav, bhāv), yaitu mengalami kehadiran Tuhan di manapun juga.
Bersyukur membantu untuk meningkatkan emosi spiritual (bhāv).
Rasa syukur yang dangkal dan emosi (perasaan) spiritual bersyukur. Pada tahap awal dari praktik
spiritual seseorang, rasa syukur yang diungkapkan hanya dengan kata-kata
merupakan rasa syukur yang dangkal atau di permukaan saja. Orang tersebut pun
harus berupaya lebih dalam memikirkan kata-kata untuk mengungkapkan rasa syukur
kepada Tuhan YME. Namun, untuk kemajuan spiritual, yang terpenting adalah kita
tetap melakukan upaya tersebut untuk menanamkan kebiasaan bersyukur dalam diri
kita.
Pada tahap
awal ini, rasa syukur datang dari hati terutama ketika kita dapat sangat jelas
melihat campur tangan Tuhan YME dalam kehidupan kita. Hal ini mungkin terlihat
dalam kasus orang yang dicintai mendapatkan mukjizat kesembuhan setelah dokter
telah putus asa atau suatu suatu permasalahan yang tak kunjung usai tiba-tiba
dapat diatasi setelah berdoa secara intensif. Kenyataanya dalam hampir semua
kasus lainnya juga, kita hanya bersyukur untuk berbagai hal dalam kehidupan dan
bahkan untuk hidup kita sendiri hanya di permukaan saja atau di tingkatan
intelek.
Ketika
kita membenamkan diri lebih dan lebih ke dalam praktik spiritual, kita membuka
sebuah dunia baru yang hingga saat ini masih tertutup dalam diri kita. Ketika
kita mendapatkan pengalaman-pengalaman spiritual dan pengalaman spiritual ini
merupakan cara Tuhan untuk berkomunikasi dengan kita. Terdapat banyak sekali
peristiwa kebetulan yang kecil dalam kehidupan kita di mana secara perlahan
tapi pasti kita merasakan bimbingan tangan Tuhan dalam kehidupan kita. Rasa
syukur mulai dibangun bahkan untuk kejadian-kejadian kecil pun dalam kehidupan
kita dan bantuan serta dorongan Ilahi yang terus-menerus kita terima dalam
praktik spiritual kita. Ketika kita merasa bersyukur dan mengungkapkan rasa
syukur berulang ulang sepanjang berjalannya hari-hari, secara bertahap kita
mengembangkan emosi (perasaan) spiritual bersyukur. Di sini, seperti telah
dijelaskan sebelumnya dalam artikel ini, terdapat kesadaran secara
terus-menerus sebelum, selama dan setelah tindakan bahwa ‘semuanya terjadi
sesuai dengan kehendak Tuhan, bahwa Ia melakukan segalanya’. Maka, rasa syukur
seseorang terekspreksi terus-menerus dan secara otomatis diungkapkan dalam
pemikiran tulus. Oleh sebab itu, dalam keadaan ini, rasa syukur muncul dan
tercermin dalam setiap tindakan, gerakan dan pemikiran.
Tahapan
spiritual evolusi yang lebih tinggi ini diaktifkan setelah ego berkurang dan
begitu seseorang mencapai keadaan ini, ego nya akan tetap rendah. Sebenarnya emosi (perasaan) spiritual
bersyukur diaktifkan oleh rahmat karunia Guru dan oleh karenanya tetap konstan.
Makna penting dari rasa syukur adalah Seorang 'pencari Tuhan YME' memulai dengan ungkapan rasa
syukur yang diupayakan. Namun, setelah jangka waktu tertentu, dengan
berulang-ulang mengungkapkan rasa syukur itu dan juga sejalan dengan pertumbuhan
spiritualnya, ia mulai mengembangkan emosi spiritual bersyukur. Setelah keadaan
ini dicapai, saat seseorang secara terus-menerus berada dalam kesadaran bahwa
“Tuhan lah pelaksananya, saya bukan siapa-siapa’, ego halusnya mulai berkurang.
Dia mulai menyadari keterbatasan-keterbatasan dan kekurangan kapasitasnya.
Maka, dalam setiap situasi sulit apapun, dia dengan rendah hati berserah diri
di hadapan Tuhan dan setelah itu melakukan suatu tindakan. Ketika ia mulai
berserah diri kepada Tuhan tidak hanya dalam situasi-situasi sulit saja tetapi
juga dalam peristiwa-peristiwa kecil di dalam kehidupan sehari-hari nya, emosi
spiritual pasrahnya meningkat. Tuhan dengan segera memenuhi doa – doa yang
dipanjatkan dengan emosi spiritual, misalnya ‘Ya Tuhan YME, mohon peliharalah
pertumbuhan spiritual saya, mohon katakan pada saya apa langkah berikutnya yang
seharusnya saya lakukan, hanya Engkaulah yang membimbing saya‘. Seorang pencari
Tuhan YME yang memiliki emosi spiritual syukur dan pasrah selalu berada dekat
dengan Nya. Tuhan pun melimpahkan segala sesuatu yang diperlukan, misalnya
pengalaman-pengalaman spiritual, bimbingan dan pengetahuan untuk pencari dengan
kualitas tersebut bahkan tanpa bertanya.
Referensi
: http://www.spiritualresearchfoundation.org/indonesian/importance-of-gratitude
Tidak ada komentar:
Posting Komentar