BAHAYA
MAKAN DAN MINUM BERLEBIHAN
Sering
kali kita menghiraukan dampak yang akan timbul dari kita berlebihan dalam
segala sesuatu, karena segala sesuatu yang berlebihan itu akan menimbulkan
sesuatu yang tidak baik bagi diri kita sendiri. Telah jelas disampaikan dalam surat Muhammad [47]: 12, Allah
swt berfirman
.... وَالَّذِينَ كَفَرُوا يَتَمَتَّعُونَ وَيَأْكُلُونَ كَمَا تَأْكُلُ الْأَنْعَامُ وَالنَّارُ مَثْوًى لَهُمْ
Artinya:
“…Dan orang-orang kafir mereka selalu bersenang-senang dan mereka makan seperti
makannya binatang ternak dan neraka adalah tempat tinggal mereka.”
Dalam ayat di atas, Allah swt menyebutkan dua sifat orang kafir. Pertama, suka hidup bersenang-senang, karena bagi meraka tidak ada yang menghalangi untuk mencapai atau melakukan sesuatu. Bagi mereka, semuanya boleh dikerjakan disamping mereka tidak punya beban kewajiban yang mesti ditunaikan. Tidaklah salah kiranya Rasulullah saw menggambarkan bahwa dunia adalah penjara bagi orang beriman dan sorga bagi orang kafir.
Kedua, mereka makan seperti makannya binatang ternak. Bagaimana makannya binatang ternak, sehingga Allah menyamakan makannya orang kafir dengan makan mereka?
Bila diperhatikan ada hal yang buruk dari cara makannya binatang ternak, yaitu makannya selalu berlebihan. Misalnya, sapi atau kerbau bila makan pasti perutnya diisi penuh sampai “buncit”. Bahkan sampai tidak ada lagi ruang untuk yang lain; air dan udara. Lalu apa hubungannya dengan kekafiran?
Dalam ayat di atas, Allah swt menyebutkan dua sifat orang kafir. Pertama, suka hidup bersenang-senang, karena bagi meraka tidak ada yang menghalangi untuk mencapai atau melakukan sesuatu. Bagi mereka, semuanya boleh dikerjakan disamping mereka tidak punya beban kewajiban yang mesti ditunaikan. Tidaklah salah kiranya Rasulullah saw menggambarkan bahwa dunia adalah penjara bagi orang beriman dan sorga bagi orang kafir.
Kedua, mereka makan seperti makannya binatang ternak. Bagaimana makannya binatang ternak, sehingga Allah menyamakan makannya orang kafir dengan makan mereka?
Bila diperhatikan ada hal yang buruk dari cara makannya binatang ternak, yaitu makannya selalu berlebihan. Misalnya, sapi atau kerbau bila makan pasti perutnya diisi penuh sampai “buncit”. Bahkan sampai tidak ada lagi ruang untuk yang lain; air dan udara. Lalu apa hubungannya dengan kekafiran?
Dalam
haditsnya Rasulullah saw mengingatkan
إياكم والبطنة في الطعام والشراب فانها مفسدة للجسم وتورث السقم عن الصلاة
Artinya:
“Jauhilah olehmu mengisi perut dengan penuh terhadap makanan dan minuman, sebab
mengisi perut dengan penuh akan membahayakan tubuh dan menyebabkan malas
shalat.” (H.R. Bukhari)
Dari hadits di atas, jelaslah bahwa mengisi perut secara
berlebihan meskipun dengan makanan yang halal, tetap dilarang dan mesti
dihindari. Sebab, mengisi perut dengan berlebihan dapat menimbulkan berbagai
jenis penyakit baik jasmani maupun rohani. Secara jasmanai makan yang
berlebihan bisa menyebabkan kolesterol, penyakit gula, jantung, dan berbagai
jenis penyakit lainnya. Karena, Secara medis orang yang banyak makan sangat
potensial menjadi gemuk, dan orang yang gemuk rentan dengan berbagai macam
penyakit.
Secara rohani orang yang makan berlebihan kata Rasulullah
saw. akan malas shalat. Sebab, biasanya bila sudah kekenyanagn seseorang akan
diserang rasa kantuk dan akhirnya tidur dengan pulas karena kekenyangan. Shalat
hanyalah salah satu saja contoh ibadah yang disebutkan Rasulullah saw. Orang
yang suka megisi perutnya dengan kenyang dia tidak hanya malas shalat, tetapi
juga malas melaksanakan ibadah dan aktifitas yang lain. Jika malas hanya sampai
tingkat merasa berat mengerjakannya masih lumayan, di banding malas sampai ke
tingkat meninggalkan atau pembangkangan. Sebab, sangat mungkin hal ini ini
terjadi pada seseorang yang malas pada akhirnya meninggalkan kewajiban itu
sendiri. Bukankah itu salah satu kekafiran? Dengan demikian berlebihan dalam
mengisi perut bisa menyeret seseorang kepada kekufuran dengan Allah.
Dampak
makan secara berlebihan tidak hanya cukup sampai di sini. Pada awalnya
berlebihan dalam segi jumlah, namun kemudian menuntut lebih dari segi kualitas.
Pada awalnya mungkin perut cukup diisi nasi dan telur serta sambal secukupnya,
namun kemudian dia akan menuntut ayam, daging dan seterusnya. Kalau sebelumnya
cukup makan tiga kali, kemudian dia menuntut empat, lima, enam atau diisi
secara terus menerus tanpa henti. Bila keuangan masih cukup dan mampu membeli
semua keinginan perut tersebut masih lumayan. Bagaimana sekiranya keuangan atau
anggaran tidak mencukupi untuk membeli semua. Bukankah iblis kemudian datang
dan membisikan hal lain seperti mencuri, korupsi, mengambil hak orang lain dan
sebagainya. Akhirnya orang yang mengisi perut secara berlebihan akan
terperangkap menjadi pelaku kemaksiatan secara keseluruhan. Bukankah sikap
seperti itu dimiliki oleh binatang ternak? Mereka tidak pernah mempertimbangkan
milik orang lain. Bagi binatang ternak semua yang ada di depan mereka adalah
milik mereka dan boleh diambil dan dimakan.
Oleh karena itu, Islam sangat bijaksan mengatur umatnya
dalam persoalan makan dan minum. Islam mengajarkan bentuk tawassuth (kesederhanaa).
“Sebaik-baik urusan adalah yang pertengahan” (H.R. Bukhari). Islam tidak pernah
melarang umatnya untuk menikmati fasilitas dunia, karena memang semuanya
diciptakan untuk manusia. Namun yang tidak boleh adalah berlebihan dan
melampaui batas.
Agaknya dalam hal ini kita perlu meneladani sifat seekor
anjing yang selalu suka mengosongkan perutnya. Anjing adalah binatang yang
dianggap hina karena haramnya, namun tentu dibalik penciptaannya itu pasti ada
keistimewaan yang bisa diambil manfaatnya oleh manusia. Dalam ayat yang lalu
Allah menyebut al-'An'âm yang berarti khusus binatang ternak, dan anjing
bukanlah bagian dari binatang ternak. Ternyata salah satu sifat istimewa anjing
yang tidak dimiliki binatang ternak adalah kegemaranya mengosongkan perut yang
semestinya dicontoh oleh seorang mukmin.
Referensi : http://syofyanhadi.blogspot.com/2008/07/bahaya-makan-dan-minum-berlebihan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar