Senin, 16 Februari 2015

Stop !!! Bullying



Stop !!! Bullying


Dalam postingan ini kita akan membahas tentang namanya bullying yang kerap sering terjadi disekitar kita.  Sebelum itu kita harus mengetahui apa itu bullying atau penindasan ini dimana penggunaan terhadap kekerasan berupa ancaman atau paksaan untuk menyalagunakan atau mengintimidasi orang lain, namun banyak dari kita yang belum menyadari bahwa bullying merajalela disekitar kita dan bahkan bullying ini mencangkup sejumlah pelakuan kasar-kejam yang ditujukan pada seorang atau kelompok tertentu secara berulang-ulang untuk menyakiti perasaan atau fisiknya. Bullying yang dilakukan oleh sebuah kelompok, biasa disebut mobbing. Bullying bisa terjadi dimana saja, di sekolah, tempat kerja, di dunia maya (internet), dalam pergaulan antara tetangga, bahkan dalam keluarga.
Sejumlah perilaku yang termasuk bullying tergolong dalam 3 bentuk kekerasan, yaitu kekerasan fisik, verbal (ucapan) dan kekerasan emosional. Bentuk-bentuk bullying antara lain seperti berikut :
1.      Bullying fisik, contohnya memukul, menjegal, mendorong, meninju, menghancurkan barang orang lain, mengancam secara fisik, memelototi, dan mencuri barang.
2.      Bullying psikologis, contohnya menyebarkan gosip, mengancam, gurauan yang mengolok-olok, secara sengaja mengisolasi seseorang, mendorong orang lain untuk mengasingkan seseorang secara soial, dan menghancurkan reputasi seseorang.
3.      Bullying verbal, contohnya menghina, menyindir, meneriaki dengan kasar, memanggil dengan julukan, keluarga, kecacatan, dan ketidakmampuan (exampel : "Eh ada sih pincang lewat").
Dampak bullying secara umum :
·         Pelaku
  1. Bullying yang terjadi pada tingkat SD dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan pada jenjang pendidikan berikutnya.
  2. Pelaku cenderung berperilaku agresif dan terlibat dalam gank serta aktivitas kenakalan lainnya.
  3. Pelaku retan terlibat dalam kasus kriminal menginjak usia remaja.
·         Korban
  1. Memiliki masalah emosi, akademik, dan perilaku jangka panjang.
  2. Cenderung memiliki harga diri yang rendah, lebih merasa tertekan, suka menyendiri, cemas, dan tidak aman.
  3. Bullying menimbulkan berbagai masalah yang berhubungan dengan sekolah seperti tidak suka terhadap sekolah, membolos, dan drop out.
·         Saksi 
1.      Mengalami perasaan yang tidak menyenangkan dan mengalami tekanan psikologis yang berat.
  1. Merasa terancam dan ketakutan akan menjadi korban selanjutnya.
  2. Dapat mengalami prestasi yang rendah di kelas karena perhatian masih terfokus pada bagaimana cara menghindari menjadi target bullying dari pada tugas akademik.
Penanganan dan pencegahan yang bisa dilakukan terhadap bullying, diantaranya :
a.      Penanganan
-          Paling ideal adalah apabila ada kebijakan dan tindakan terinegrasi yang melibatkan seluruh komponen mulai dari guru, murid, kepala sekolah, sampai orang tua, yang bertujuan untuk menghentikan perilaku bullying dan menjamin rasa aman bagi korban.
-          Program anti-bullying di sekolah dilakukan antara lain dengan cara menggiatkan pengawasan dan pemberian sanksi secara tepat kepada pelaku, atau melakukan kampanye melalui berbagai cara. Memasukan materi bullying ke dalam pembelajaran akan berdampak positif bagi pengembangan pribadi para murid.
b.      Pencegahan
-          Untuk mencegah dan menghambat munculnya tindakan kekerasan dikalangan remaja, diperlukan peran dari semua pihak yang terkait dengan lingkungan kehidupan remaja.
-          Sedini mungkin, anak-anak memperoleh lingkungan yang tepat. Keluarga-keluarga semestinya dapat menjadi tempat yang nyaman untuk anak dapat mengungkapkan pengalaman-pengalaman dan perasaan-perasaannya. Orang tua hendaknya mengevaluasi pola interaksi yang dimiliki selama ini dan menjadikan model yang tepat dalam berinteraksi dengan orang lain.
-          Berikan penguatan atau pengujian pada perilaku pro social yang ditunjukkan oleh anak. Selanjutnya dorong anak untuk mengembangkan bakat atau minatnya dalam kegiatan-kegiatan dan orang tua tetap harus berkomunikasi dengan guru jika anak menunjukkan adanya masalah yang bersumber dari sekolah.
-          Selama ini, kebanyakan guru tidak terlalu memperhatikan apa yang terjadi diantara murid-muridnya. Sangat penting  bahwa para guru memiliki pengetahuan dan ketrampilan mengenai pencegahan dan cara mengatasi bullying.
-          Kulikulum sekolah dasar semestinya mengandung unsure pengembangan sikap prososial dan guru-guru memberikan penguatan pada penerapannya dalam kehidupan sehari-hari di sekolah. Sekolah sebaiknya mendukung kelompok-kelompok kegiatan agar diikuti oleh seluruh siswa. Selanjutnya sekolah menyediakan akses pengaduan atau forum dialog antara siswa dan sekolah, atau orang tua dan sekolah, dan membangun aturan sekolah dan sanksi yang jelas terhadap tindakan bullying.
-          Jangan anggap remeh, masih banyak orang tua yang menganggap kakak kelas mengintimidasi adik kelas sebagai tradisi, demikian perlakuan kasar yang ditrima anak dari temannya sering diabaikan karena akan berlalu seiring waktu. Saatnya untuk mengubah pandangan tersebut. Jalin komunikasi yang dalam dengan anak, berilah perhatian lebih biala anak tiba-tiba murung dan malas ke sekolah.
-          Ajari anak untuk melindungi dirinya, ajari anak untuk bersikap self defense dalam arti menghindari diri dari korban dan pelaku kekerasan. Katakana kepadannya, “kalau kamu dipukul temanmu, kamu harus memberitahukan kepada Ibu Guru.” Bukan mengajarkan perilaku membalas atau menggunakan kekuatan dalam mempertahankan diri. Selain itu, ajarkan pula untuk bersikap asertif atau mengatakan “tidak” terhadap hal-hal yang memang seharusnya tidak dilakukan. Selain itu, jangan biasakan anak membawa barang mahal atau uang berlebih ke sekolah karena berpotensi menjadi incaran pelaku bullying. Pupuk kepercayaan diri anak, misalnya dengan aktif mengikuti kegiatan eskul.
-          Bina relasi dengan guru dan orang tua murid, bina relasi dan komunikasi yang baik dengan guru disekolah atau orang tua murid lainnya. Anda bisa mendapatkan informasi adanya kasus bullying atau melaporkan kepada guru bila si kecil bercerita mengenai temannya yang dipukul, misalnya.

Sumber :
-          http://www.sudahdong.com
-          http://droenska.com
-          http://astrinityas.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar